eyang : "Kok motongi kuku mbengi-mbengi to? ora pareng."
(kok motong kuku malam-malam sih? kan nggak boleh)
vina : "ha ngopo kok ra pareng yang?" (mengapa tidak boleh?) .
eyang : "ha kan peteng, ngko nek kepotong drijine piye?" (kan gelap, nanti kalau jarinya ikut kepotong gimana?)
vina : "ya ampun yang, wong padang nyeter ngene kok dibilang peteng -..-" (ya ampun eyang, lampunya terang begini kok dibilang gelap sih?)
eyang : "oh iya ding"
vina : -..-"
kiri: jordy . tengah: eyang . kanan: vina
Kesimpulannya : Zaman dahulu belum ada lampu neon atau lampu yang cukup terang. Jadi sering terjadi insiden kecelakaan kuku alias kukunya berdarah gara-gara tidak sengaja terkena cubitan alat pemotong kuku. sehingga membuat orang-orang tua pada zaman dahulu menasehati bahkan memarahi anaknya yang memotong kuku pada malam hari. Hingga adanya lampu yang terang, kebiasaan menasehati masalah potong kuku malam-malam ini masih sering dilakukan oleh beberapa orang tua.Ya, tujuan mereka baik. Tetapi lebih baik lagi jika kita mau meluruskan jalan pikiran orang-orang yang salah kaprah ini dengan cara yang sesuai dan santun.